Wednesday 27 December 2017

Karakter siswa smp dalam belajar forex


Assalamualaikum Wr Wb Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya). Dalam tahap perkembangannya, siswa SMP berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala aspek. Berikut ini disajikan perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor e dan afektif. 1. Perkembangan Aspek Kognitif Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia siswa SMP, período merupakan de operação formal. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (com significado) tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual. Siswa telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif. Implikasinya dalam pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi adalah bahwa belajar akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat siswa. Pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi entrada dengan harapan serta karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal. Perninha de Perdão, ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam Inteligências Múltiplas yang dikemukakan por Gardner (1993), yaitu: Kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional), Kecerdasan logis-matematis (kemampuan berfikir runtut), Kecerdasan musikal (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan Iraquí), Kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mentaltentang realitas), Kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik yang halus), Kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri e mengembangkan rasa jati diri), kecerdasan antarpribadi (kemampuan memahami orang lain ). Ketujuh macam kecerdasan ini berkembang pesat dan bila dapat dimanfaatkan oleh guru Teknologi informasi dan komunikasi, akan sangat membantu siswa dalam menguasai kemampuan berteknologi informasi dan komunikasi. 2. Perkembangan Aspek Psikomotor Aspek psikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru. Perkembangan aspek psikomotor juga melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain: a. Tahap kognitif Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena siswa masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berpikir sebelum melakukan suatu gerakan. Pada tahap ini siswa sering membuat kesalahan dan kadang-kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi. B. Tahap asosiatif Pada tahap ini, seorang siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotor. Oleh karena itu, gerakan-gerakan pada tahap ini belum merupakan gerakan-gerakan yang sifatnya otomatis. Pada tahap ini, seorang siswa masih menggunakan pikirannya untuk melakukan suatu gerakan tetapi waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih sedikit dibanding pada waktu dia berada pada tahap kognitif. Dan karena waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih pendek, gerakan-gerakannya sudah mulai tidak kaku. C. Tahap otonomi Pada tahap ini, seorang siswa telah mencapai tingkat autonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap autonomi karena siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan. Pada tahap ini, gerakan-gerakan telah dilakukan secara spontan dan oleh karenanya gerakan-gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajar untuk memikirkan tentang gerakannya. 3. Perkembangan Aspek Afektif Keberhasilan proses pengajaran Teknologi informada de komunikasi juga ditentukan oleh pemahaman tentang perkembangan aspek afektif siswa. Ranah afektif tersebut mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Bloom (Brown, 2000) memberikan definisi tentang ranah afektif yang terbagi atas lima tataran afektif yang implikasinya dalam siswa SMP lebih kurang sebagai berikut: Sadar akan situasi, fenomena, masyarakat, dan objek di sekitar Responsif terhadap estímulo-estímulo yang ada di lingkungan mereka Bisa Menilai Sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem, dan menentukan hubungan di antara nilai-nilai yang ada Sudah mulai memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristik tersebut dalam bentuk sistem nilai. Pemahaman terhadap apa yang dirasakan dan direspon, dan apa yang diyakini dan diapresiasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam teori pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing. Faktor pribadi yang lebih spesifik dalam tingkah laku siswa yang sangat penting dalam penguasaan berbagai materi pembelajaran, yang meliputi: auto estima 8211. Yaitu penghargaan yang diberikan seseorang kepada dirinya sendiri. Inibição. Yaitu sikap mempertahankan diri atau melindungi ego. Ansiedade (kecemasan), yang meliputi rasa frustrasi, khawatir, tegang, dsbnya. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan. Levantamento de riscos. Yaitu keberanian mengambil risiko. Empati, yaitu sifat yang berkaitan dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang lain. Pendidikan Karakter Secara Terpadu dalam Pembelajaran A. Pengertian Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi dalam Proses Pembelajaran Yang dimaksud dengan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya Kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadaripeduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Dalam struktur kurikulum kita, ada dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan PKn. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Penekanan internalisasi nilai-nilai utama tertentu pada pendidikan karakter telah dianut oleh sejumlah negara. Austrália, misalnya, melalui Valores Educação yang dikembangkannya menekankan pada diperkenalkan, disadari e daninternalisasinya sembilan karakter utama, yaitu: 1. Cuidado e compaixão 2. Fazendo o seu melhor 5. Honestidade e confiabilidade 9. Compreensão, tolerância e inclusão Berikut merupakan contoh nilai - nilai karakter yang dapat dijadikan sekolah sebagai nilai-nilai utama yang diambildisarikan dari butir-butir SKL dan mata pelajaran-mata pelajaran SMP yang ditargetkan untuk diinternalisasi oley siswa: 1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan 2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri B. Bertanggung jawab c. Bergaya se esconde sehat g. Berjiwa wirausaha h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain b. Patuh pada aturan-aturan sosial c. Menghargai karya dan prestasi orang lain 4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan a. Peduli sosial dan lingkungan 5. Nilai kebangsaan b. Menghargai keberagaman C. Distribusi Butir-butir Karakter Utama ke Dalam Mata Pelajaran Pada bagian sebelumnya disebutkan bahwa ada banyak nilai yang perlu ditanamkan pada siswa. Apabila semua nilai tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, penanaman nilai menjadi sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selain itu, untuk membantu fokus penanaman nilai-nilai utama tersebut, nilai-nilai tersebut perlu dipilah-pilah atau dikelompokkan untuk kemudian diintegrasikan pada mata pelajaran-mata pelajaran yang paling cocok. Tabel 1.1 menyajikan contoh distribusi nilai-nilai utama ke dalam mata pelajaran. Tabel 1.1. Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama ke Dalam Mata Pelajaran

No comments:

Post a Comment